By: Jamil Azzaini
Mengelola keuangan bukan hanya tentang berapa tabungan Anda. Bukan
juga tentang apakah tabungan Anda cukup untuk bertahan hidup 10 tahun
bila Anda tak bekerja. Mengelola keuangan itu, menurut saya, berkaitan
dengan pandangan hidup seseorang.
Bagi seorang yang beriman, mengelola keuangan itu berkaitan dengan
keselamatan kehidupan di dunia dan juga kehidupan di akhirat. Uang
menjadi hamba sahayanya, bukan sebaliknya ia menjadi hamba uang.
Dari para profesional dan pebisnis sukses beriman saya banyak belajar
tentang bagaimana mengelola keuangan. Mereka mengalokasikan uangnya
untuk tiga keperluan: Akhirat, Masa Depan dan Masa Kini.
Urutan itu menunjukkan prioritas, jangan dibalik mengelola keuangan
untuk kepentingan Masa Kini, Masa Depan dan Akhirat. Ketahuilah
kehidupan akhirat jauh lebih penting dari kehidupan dunia.
Setiap penghasilan yang kita peroleh gunakan untuk keperluan akhirat; keluarkanlah untuk zakat dan infak sedekah. Sahabat saya, melakukannya dengan cara memberi makan setiap hari kepada orang-orang miskin yang tinggal di sekitar rumahnya. Rata-rata ia memberi makan kepada 40 keluarga miskin setiap harinya. Ajaibnya, setelah ia rutin melakukan kebiasaan memberi makan, rezekinya semakin berlimpah dan order mengalir tiada henti.
Setiap penghasilan yang kita peroleh gunakan untuk keperluan akhirat; keluarkanlah untuk zakat dan infak sedekah. Sahabat saya, melakukannya dengan cara memberi makan setiap hari kepada orang-orang miskin yang tinggal di sekitar rumahnya. Rata-rata ia memberi makan kepada 40 keluarga miskin setiap harinya. Ajaibnya, setelah ia rutin melakukan kebiasaan memberi makan, rezekinya semakin berlimpah dan order mengalir tiada henti.
Mungkin otak rasional Anda akan bertanya, “Bagaimana mungkin saya keluarkan uang untuk sedekah lha wong kehidupan saya saja pas-pasan.”
Ini memang masalah keimanan yang tidak semuanya bisa dijelaskan dengan
akal manusia. Sama halnya kita tidak bisa menjelasan mengapa sholat di
Masjidil Haram pahalanya 100 ribu kali lipat, sholat di Masjid Nabawi
Madinah 1.000 kali lipat dibandingkan dengan sholat di masjid termegah
sekalipun di belahan dunia lain.
Kedua, alokasikan penghasilan untuk masa depan kita. Bila sudah
terkumpul dengan jumlah memadai gunakan untuk modal usaha. Karena
kehidupan yang paling nyaman dalam urusan finansial adalah ketika
passive income kita lebih besar dari kebutuhan atau setidaknya mampu
memenuhi semua kebutuhan kita. Dana untuk masa depan kita itu
diinvestasikan bukan ditabung.
Ketiga, alokasikan penghasilan yang kita peroleh untuk keperluan hari
ini. Hiduplah sederhana dan jangan kedepankan gengsi. Percuma kehidupan
kita saat ini terlihat “wah” tetapi sebenarnya rapuh secara finansial
karena tak ada dana yang diinvestasikan untuk masa depan. Amatlah
sia-sia bila kehidupan saat ini kita terlihat sukses tapi di akhirat
tidak bisa tinggal di tempat yang terhormat.
Targetkan bahwa dalam jangka waktu tertentu keperluan sehari-hari
kita akan dipenuhi dari passive income. Dan itu bisa terjadi bila kita
mengelola uangnya dengan urutan untuk keperluan akhirat, masa depan dan
masa kini. Tidak percaya? Coba dulu dong…
Salam SuksesMulia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar